بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji-pujian milik Allah Tuhan sekalian 'alam. Maha Suci Allah yang memiliki segala sifat kesempurnaan dan Maha Suci Allah daripada segala sifat kekurangan. Maha Suci Allah yang Menguasai 'alam ini. Dunia Akhirat di bawah Kekuasaan-Nya. Dia-lah Tuhan yang layak disembah dan tiada suatu apa pun yang menyerupai-Nya. Selawat dan salam buat Nabi junjungan, penutup segala Nabi yakni Nabi Muhammad SollaLlaahu 'alaihi wa sallam, para ahlul bayt, sekalian para 'ulama yang haq, para mujaahideen para mujahidah dan sekalian umat Islam sama ada yang masih hidup mahupun yang telah meninggal dunia. Aameen
Muslimin muslimat yang dirahmati Allah... Telah bersabda RasuluLlaah SollaLlaahu 'alaihi wa sallam:
لكل ساع غاية وغاية كل حي الموت
Maksudnya:
"Setiap orang yang berjalan mempunyai tujuan dan tujuan sebuah kehidupan adalah kematian..."
Setiap apa yang kita hadapi... Tak kira sama ada kesedihan, kegembiraan, kekayaan, kemalaratan, kesulitan, kemakmuran, sakit dan penyakit...akhirnya adalah... KEMATIAN...
Muslimin muslimat yang ana kasihi pada jalan Allah
Dunia terbatas hingga sampai pada saat tertentu, sedangkan akhirat tidak ada batasnya. Kehidupan kita di dunia adalah terbatas hingga sampai saat yang tertentu. Kehidupan kita di akhirat adalah sampai waktu yang tidak kita ketahui....
Berusahalah:
1. Memperkasakan 'aqeedah
2. Memperbanyakkan 'amal 'ibadah yang "berkualiti"
3. Agar semua yang ada pada diri kita menjadi 'ibadah
4. Menjaga HABLUMMINALLAH WA HABLUMMINANNAAS
"Setiap orang yang berjalan mempunyai tujuan dan tujuan sebuah kehidupan adalah kematian..."
Setiap apa yang kita hadapi... Tak kira sama ada kesedihan, kegembiraan, kekayaan, kemalaratan, kesulitan, kemakmuran, sakit dan penyakit...akhirnya adalah... KEMATIAN...
Barangsiapa yang sudah mati, maka itulah kiamat baginya dan dekatlah semua yang jauh baginya.
Muslimin muslimat yang ana kasihi pada jalan Allah
Dunia terbatas hingga sampai pada saat tertentu, sedangkan akhirat tidak ada batasnya. Kehidupan kita di dunia adalah terbatas hingga sampai saat yang tertentu. Kehidupan kita di akhirat adalah sampai waktu yang tidak kita ketahui....
Berusahalah:
1. Memperkasakan 'aqeedah
2. Memperbanyakkan 'amal 'ibadah yang "berkualiti"
3. Agar semua yang ada pada diri kita menjadi 'ibadah
4. Menjaga HABLUMMINALLAH WA HABLUMMINANNAAS
Percayalah! Insha'Allah jika ini dapat kita lakukan, maka segenap jiwa raga kita adalah semata-mata kerana Allah...
Muslimin muslimat yang dirahmati Allah...
Al-Sayyid syaikh Muhyiddin 'Abdul Qadir Al-Jailani telah berwasiat dan memberi nasihat untuk santapan rohani pada hari Ahad, 19 Ramadhan 545 H, di Madrasah al-Ma'murah:
"Wahai hamba...! KOSONGKANLAH hatimu untuk ber'ibadah kepada Allah. Biasakanlah dirimu dan anggota badanmu untuk bekerja keras bagi keluarga dan orang-orang yang berada di bawah tanggunganmu. Maka engkau bekerja dengan perintah-Nya. Berdiam di hadhirat Allah Subahanahu wa Ta'ala, tidak meminta-minta yang disertai dengan KESABARAN dan REDHA adalah lebih baik daripada berdoa dan meminta dengan mendesak. 'Ilmu mu akan lebur kerana 'ilmu-Nya dan ARAHKANLAH FIKIRANMU kepada peraturan-Nya . Buanglah keinginanmu dan ikutilah kehendak-Nya. SINGKIRKANLAH 'aqal fikiran tatkala datang taqdir dan keputusan-Nya, apabila engkau menginginkan-Nya sebagai Tuhan, Penolong dan Penyelamat bagi dirimu"
Al-Habib Abdullah Bin Alwi Al-Haddad telah berpesan:
"Hendaklah anda sekalian selalu bertawakal kepada Allah dan percaya sepenuhnya kepada jaminan-Nya, seraya merasa tenteram dalam naungan-Nya, selalu mohon pertolongan-Nya dalam segala urusan, bersandar kepada-Nya dalam segala hal, serta meletakkan harapan dan keperluan dalam lingkup kemurahan dan kurnia-Nya semata-mata."
Al-Habib Abdullah Bin Alwi Al-Haddad turut mengingatkan bahawa perkara-perkara berikut perlu dijaga demi untuk mencapai kebahagiaan akhirat:
1. Mementingkan solat & Zikir
- Sentiasa bersungguh-sungguh dalam melaksanakan kelima shalat fardhu seraya memenuhi segala persyaratannya.
- mengerjakannya pada awal waktu dan sedapat mungkin dalam berjemaah. Sedangkan yang paling utama dan menentukan diterimanya solat itu ialah dengan menghadirkan hati di dalamnya di sertai dengan penuh kekhusyu’an.
2. Tetap membaca zikir Ketika dalam Perjalanan Jauh
3. Mensucikan Zahir Batin
- Memperbanyakkan zikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala pada setiap saat
- Menjaga kesucian batin,dalam erti kebersihan hati dari buruk sangka, dendam dan dengki terhadap sesama muslim atau melakukan penipuan terhadap mereka.
- Hendaklah kalian selalu memperhatikan kesucian lahiriah di setiap saat.
- Menjaga kesucian batin,dalam erti kebersihan hati dari buruk sangka, dendam dan dengki terhadap sesama muslim atau melakukan penipuan terhadap mereka.
- Hendaklah kalian selalu memperhatikan kesucian lahiriah di setiap saat.
4. Menghias Diri Dengan Akhlak Yang Baik
- Mengutamakan kebersihan hati, kedermawanan dan kasih sayang kepada setiap muslim, serta sikap bersahabat dan ramah tamah kepada siapa saja yang bersahabat dengan kalian.
- Berupayalah agar kalian selalu membantu setiap muslim dalam memenuhi keperluannya, sama seperti mencukupi keperluan diri kalian sendiri.
5. Senantiasa Berakhlak Mulia
- Utamakanlah budi pekerti yang baik dan sikap lemah lembut kerana semua keluhuran akhlak itu bertumpu pada kelembutan budi dan sikap lapang dada serta mengutamakan kepentingan para sahabat.
- Hendaklah seorang mukmin itu berwatak cepat ridhanya dan lambat amarahnya. Bahkan ciri khas dari sifat utama seorang Mukmin Kâmil (mukmin yang sempurna) ialah tidak akan mudah marah kerana sesuatu yang bekenaan langsung dengan diri peribadinya, melainkan semata-mata kerana sesuatu yang menyangkut pelanggaran terhadap hak tuhannya.
- Kalaupun seorang mukmin marah kerana sesuatu yang berkenaan dengnan hak peribadinya, maka keimanan yang bersemayam di dalam hatinya akan segera meredam kemerahannya itu.
- Hendaklah seorang mukmin itu berwatak cepat ridhanya dan lambat amarahnya. Bahkan ciri khas dari sifat utama seorang Mukmin Kâmil (mukmin yang sempurna) ialah tidak akan mudah marah kerana sesuatu yang bekenaan langsung dengan diri peribadinya, melainkan semata-mata kerana sesuatu yang menyangkut pelanggaran terhadap hak tuhannya.
- Kalaupun seorang mukmin marah kerana sesuatu yang berkenaan dengnan hak peribadinya, maka keimanan yang bersemayam di dalam hatinya akan segera meredam kemerahannya itu.
6. Memilih Sahabat Yang Berakhlak Baik
- Usahakanlah agar selalu bersahabat dengan orang-orang yang berakhlak mulia, agar dapat meneladani perilaku baik mereka dan sekaligus menggali keuntungan dari perbuatan dan ucapan mereka.
7. Menjauhkan Diri Dari Orang-Orang Yang Berperilaku Buruk
- Hindarilah orang-orang yang berakhlak buruk dan bermoral rendah.
- Jauhilah pergaulan dengan mereka kerana dengan menjadikan mereka itu sahabat kalian, maka hanya kerugian dan malapetaka yang akan kalian alami, di dunia maupun di akhirat. Pergaulan seperti itulah yang membengokkan sesuatu yang sudah lurus dan yang lebih parah lagi mengakibatkan rosaknya hati dan agama
8. Memelihara Hati Dan Lidah
- Memelihara hati dari niat dan bisikan-bisikan yang tercela
- Memelihara lidah dari berbicara dengan perbicaraan yang terlarang atau sia-sia apatah lagi mengumpat.
9. Membaca Al-Quran Secara Rutin dengan Penuh Khusyuk dan Menghadirkan Hati
10. Menghindari Kekenyangan
11. Melaksanakan Ibadah Haji Dan Umroh
12. Bertakwa dan Berpegang Teguh Pada Al-Quran dan As-Sunnah
13. Melaksanakan Empat Pokok Utama
- Hendaklah menjaga baik-baik dan melaksanakan empat dasar utama, termasuk hukum-hukumnya dan persyaratan-persyaratannya, sebab hal itu merupakan tumpuan dari segalanya, yang apabila sudah benar pada permulaannya akan membuahkan kebenaran juga pada akhirnya (Insha'Allah)
Pertama: Memelihara kewajiban-kewajiban, baik yang bersifat batiniah, seperti ikhlas, yakni pemusatan arah dan tujuan bagi Allah saja, Tuhan Yang Maha Esa Yang Tiada sekutu bagi-Nya, ataupun yang bersifat lahiriah, seperti solat, yakni berdiri dengan khusyu’ mengadap Allah Subhanahu wa Ta'ala. Yang Maha Kuasa lagi Maha Mengetahui.
Kedua: Meninggalkan semua maksiat (pelanggaran) baik yang bersifat batiniah seperti mengikuti ajakan hawa nafsu ataupun yang bersifat lahiriahlseperti ikut berdesak-desakan bersama kebanyakan manusia zaman ini, dalam upaya memperebutkan bangkai dunia.
Ketiga : Tidak bersikap sangat menginginkan sesuatu atau menunjukkan keperluan/ mengharapkan kepada sesuatu selain kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sahaja, di samping tidak merendahkan diri di hadapan siapa pun selain di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Keempat: Bertawakal sepenuhnya dan hanya bergantung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam setiap urusan, disamping merasa cukup oleh-Nya sahaja,seraya sentiasa ber-istighfar dan ber isti’anah (meminta pertolongan) kepada-Nya, baik secara terbuka (yakni ketika bersama orang lain) maupun tertutup (yakni ketika berada sendirian).
Perkukuhlah keempat pokok utama tersebut dalam diri anda, kemudian tambahkanlah lagi dengan empat hal lainnya:
Pertama: Kesungguhan dalam melakukan sesuatu, yakni berdaya upaya sejauh kemampuan demi mencapai kedekatan kepada (Allah Subhanahu wa Ta'ala).
Kedua: Ketulusan, yakni terpusatnya seluruh potensi batiniah dan lahiriah demi meraih sesuatu yang didambakan.
Ketiga: Kesabaran, yakni pemantapan diri untuk sentiasa bersungguh-sungguh dan bersikap tulus dalam menghadapi segala rintangan.
Keempat: Kekuatan dan ketinggian himmah (tekad), yakni tidak merasa puas selain dengan pengorbanan dan peluruhan diri secara tuntas dan sempurna dalam (mencari keredhoan) Allah Subhanu wa Ta'ala. seraya meniadakan keinginan atau keperluan apa pun kepada makhluq.
Dalam kaitannya dengan makna-makna di atas, alangkah indahnya ungkapan Asy-Syaikh 'Umar bin Al-faridh dalam syairnya:
Kemudian, sempurnakanlah keempat pokok utama di atas, & lengkapilah dengan empat lainnya:
Pertama, membaca Al-Quran dengan sungguh-sungguh ber-tadabbur (merenungi maknanya).
Kedua, sering-sering berzikir kepada Allah dengan kehadiran hati.
Ketiga, berdiri di hadapan Allah (bertahajud) dalam kesunyian malam
Keempat, bersahabat dengan orang yang mampu menunjukkan bagimu jalan menuju Allah, atau membantumu dan menguatkan hatimu dalam melaksanakan bakti dan taat kepada-Nya
Pertama: Memelihara kewajiban-kewajiban, baik yang bersifat batiniah, seperti ikhlas, yakni pemusatan arah dan tujuan bagi Allah saja, Tuhan Yang Maha Esa Yang Tiada sekutu bagi-Nya, ataupun yang bersifat lahiriah, seperti solat, yakni berdiri dengan khusyu’ mengadap Allah Subhanahu wa Ta'ala. Yang Maha Kuasa lagi Maha Mengetahui.
Kedua: Meninggalkan semua maksiat (pelanggaran) baik yang bersifat batiniah seperti mengikuti ajakan hawa nafsu ataupun yang bersifat lahiriahlseperti ikut berdesak-desakan bersama kebanyakan manusia zaman ini, dalam upaya memperebutkan bangkai dunia.
Ketiga : Tidak bersikap sangat menginginkan sesuatu atau menunjukkan keperluan/ mengharapkan kepada sesuatu selain kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sahaja, di samping tidak merendahkan diri di hadapan siapa pun selain di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Keempat: Bertawakal sepenuhnya dan hanya bergantung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam setiap urusan, disamping merasa cukup oleh-Nya sahaja,seraya sentiasa ber-istighfar dan ber isti’anah (meminta pertolongan) kepada-Nya, baik secara terbuka (yakni ketika bersama orang lain) maupun tertutup (yakni ketika berada sendirian).
Perkukuhlah keempat pokok utama tersebut dalam diri anda, kemudian tambahkanlah lagi dengan empat hal lainnya:
Pertama: Kesungguhan dalam melakukan sesuatu, yakni berdaya upaya sejauh kemampuan demi mencapai kedekatan kepada (Allah Subhanahu wa Ta'ala).
Kedua: Ketulusan, yakni terpusatnya seluruh potensi batiniah dan lahiriah demi meraih sesuatu yang didambakan.
Ketiga: Kesabaran, yakni pemantapan diri untuk sentiasa bersungguh-sungguh dan bersikap tulus dalam menghadapi segala rintangan.
Keempat: Kekuatan dan ketinggian himmah (tekad), yakni tidak merasa puas selain dengan pengorbanan dan peluruhan diri secara tuntas dan sempurna dalam (mencari keredhoan) Allah Subhanu wa Ta'ala. seraya meniadakan keinginan atau keperluan apa pun kepada makhluq.
Dalam kaitannya dengan makna-makna di atas, alangkah indahnya ungkapan Asy-Syaikh 'Umar bin Al-faridh dalam syairnya:
Kuwakafkan baginya seluruh cinta dan pengorbananku
Walau takkan puas diriku sebelum benar-benar luruh di dalam dirinya
Pabila selain aku cukup puas dengan bayang-bayang khayalnya
Namun aku takkan puas bahkan dengan (hanya) berhubungan dengannya
Walau takkan puas diriku sebelum benar-benar luruh di dalam dirinya
Pabila selain aku cukup puas dengan bayang-bayang khayalnya
Namun aku takkan puas bahkan dengan (hanya) berhubungan dengannya
Kemudian, sempurnakanlah keempat pokok utama di atas, & lengkapilah dengan empat lainnya:
Pertama, membaca Al-Quran dengan sungguh-sungguh ber-tadabbur (merenungi maknanya).
Kedua, sering-sering berzikir kepada Allah dengan kehadiran hati.
Ketiga, berdiri di hadapan Allah (bertahajud) dalam kesunyian malam
Keempat, bersahabat dengan orang yang mampu menunjukkan bagimu jalan menuju Allah, atau membantumu dan menguatkan hatimu dalam melaksanakan bakti dan taat kepada-Nya
14.Berhati- hati dan Bersikap Waspada Dalam Pergaulan
15. Berserah Diri Sepenuhnya Kepada Allah Subhanu wa Ta'ala
16. Mencurigai Diri Sendiri dan Menuntutnya Agar menjadi Lebih Baik
17. Mensyukuri Kurnia-kurnia Allah
- Hendaklah anda selalu mengingat nikmat kurnia Allah- yang bersifat lahiriah maupun batiniah dan yang berkaitan dengan urusan agama mahupun dunia yang dilimpahkan kepada anda. Perbanyakkan syukurmu itu dalam setiap kesempatan dengan hatimu maupun melalui ucapanmu
SUMBER:
1.Fathu Robbani - Syeikh 'Abdul Qadir Al-Jailani
2.http://alkisah.web.id/2009/04/wasiat-wasiat-al-habib-abdullah-bin.html
p/s: Insha'Allah to be continued... baru edit empat pokok utama... insha'ALlah, ana akan smbung lgi pelan-pelan (T_T) maaf ek
Ana al-faqiroh wad-dhoifah ilaLlaah
Salam,
ReplyDeleteSemoga dengan mengingati mati itu kita menjadi manusia yang cerdik.
wa'alaykumussalam wa rohmatullah.
ReplyDeleteinsha'ALlaah. Dan benar kata NabiyuLlaah Muhammad SollaLlaahu 'alaihi wa sallam bahawa 3 perkara yang boleh menyuburkan iman iaitu:
1. Zikir Laa ilaaha illaLlaah
2. Tilawatul Qur'an
3. Zikrul maut
Syukran 'ala ziarah.
Ana al-faqiroh ilaLlaah